- PENGUMUMAN KOREA
Reach the Stars
* * Bagikan apa yang kamu ketahui, tuliskan apa yang kamu rasakan * *
Sabtu, 28 Mei 2022
Lika-liku Menuju Super Show 8: Infinite Time in Jakarta
Jumat, 11 Februari 2022
Glamping with bestie di Magelang! Linggarjati Joglo
Halo, semuanya, di postingan ini aku ingin ceritain pengalaman liburan bareng temen-temen terbaikku. Lingkaran ini terdiri dari lima orang manusia dengan karakter berbeda, mereka adalah Dindun, Sunny (dibaca, suni), Shin, Yas, dan aku (Ule). Kami telah melalui delapan semester pendidikan sarjana dan dua semester pendidikan profesi. Setelah lama belajar, kemudian terbesit perasaan ingin staycation dari Shin. Kebetulan, aku dan Shin satu kosan. Setelah belajar bersama untuk persiapan uji kompetensi, aku celetukkan hal itu ke temen-temen "Guys, Shin pingin staycation nih," yang kemudian ditimpali dengan semangat oleh mereka "AYOOO!!!"
Yas dengan keahliannya mencari destinasi tempat menginap pun menemukan sebuah lokasi menarik dari platform TikTok. Bertitik di Desa Kaliangkrik, Magelang, di kaki Gunung Sumbing, berjarak tempuh sekitar 1 jam 30 menit dari DIY (daerah Sleman atas), tempat itu bernama Linggarjati Joglo. Konsepnya glamping, jadi antar room dibangun terpisah gitu..
Setelah dilakukan diskusi panjang dan memperhatikan ketersediaan room maka ditetapkan kami pergi pada tanggal 9-10 Desember 2021. Kami mulai menyusun rundown dua hari, merencanakan outfit, dan menyiapkan ransel. Kendaraan yang kami pilih adalah sepeda motor. Aku dengan Shin, Sunny dengan Yas, dan Dindun dengan sepeda motornya sendiri. Rumah Dindun menjadi titik keberangkatan karena posisinya yang lebih dekat dengan Magelang. Kami berempat sampai di rumah Dindun sekitar jam 1 pagi. Sebelum berangkat, kami mengobrol, berkonten, makan, dan ibadah. Kemudian jam 1 siang kami doa bersama dan berangkat ke Magelang.
Kami bersyukur berangkat dengan cuaca cerah. Dengan membawa sepeda motor, mengenakan jaket, berboncengan membawa tas ransel dan totebag kami sudah persis seperti orang-orang mudik lebaran haha. Sebetulnya sudah ada ide dari Yas untuk menyewa mobil, namun ada jiwa-jiwa hemat yang mendorong untuk menekan pengeluaran. Kami menelusuri jalanan dataran tinggi menuju lokasi dengan mengandalkan Google Maps.
Jumat, 03 Desember 2021
Eksplor Wisata Bangkok, Thailand!
1. Chatuchak Weekend Market
Ini merupakan pasar malam yang buka saat akhir pekan, buka mulai hari Jumat sore hingga Minggu. Chatuchak berisi banyak sekali pedagang, mulai dari yang menjual jajanan, pakaian, aksesoris, oleh-oleh khas Thailand, dan lainnya. Yang aku ingat ketika masuk Chatuchak, pedagang pertama yang aku temui adalah penjual pouch-pouch kecil dengan corak khas Thailand, yang jualan beberapa slot penuh banget sama pouch-pouch, kurasa akan ada ratusan stok disitu. Menurutku barang-barang disana manis-manis bangettt, khususnya barang-barang untuk perempuan sampai rasanya ingin belanja terus hahaha..
Harga barang disini terbilang murah, dengan desain yang bagus-bagus kurasa. Namun memang beberapa barang masih bisa kita tawar, disini kita harus berani tawar menawar harga atau memang harus ditemani dengan native yang bisa kita percaya, supaya percakapan lancar juga, tidak ada kendala bahasa. Sebaiknya banyak membawa pecahan kecil jika ingin jajan kesini ya guys. Contoh harganya untuk pakaian range 100-200 Baht, jajanan grosir gitu sekitar 80-100 Baht, untuk totebag kisaran 50an Baht (dengan konversi jika 1 Baht = 500 Rupiah). Ngomong-ngomong cobain deh jajanan serangga yang dijual disana, gurih guys lol tapi pastika tidak ada riwayat alergi makanan ya, atau bisa siap-siap obat kalau tetap ingin coba.
Kami pergi kesini ditemani teman-teman buddy, sekitar 17 orang, beramai-ramai lah kita masuk ke pasar. Ditambah di pasar sudah ramai oleh pengunjung lokal maupun wisatawan mancanegara. Di satu toko yang menjual tas, padahal toko tersebut sudah termasuk yang sangat dalam, sampai jalannya pun lengang, disitu aku mendengar percakapan berbahasa Indonesia, terdengar native, dan rupanya sama-sama wisatawan dari Indonesia hahaha aku dan temanku kaget begitu melihat rombongan mereka, begitupun mereka, kami hanya bisa tertawa kebetulan bertemu sesama WNI di toko yang sudah terpelosok ini.
Sedikit saran, kalau teman-teman ingin membeli souvenir pajangan2 gitu lebih baik disini karena harganya akan lebih murah jika dibandingkan di titik wisata seperti Wat Arun..
Dan tetap perhatikan barang bawaan kalian ya ketika berada di tempat umum^^
Kamis, 06 Agustus 2020
Perjalanan Pertukaran Mahasiswa ke Thailand
Jumat, 05 Januari 2018
sedikit sharing dari kejadian paling mengejutkan (SHINee akhir tahun 2017)
Senin, 18 Desember 2017
Ubin-ubin menuju gerbang "kehidupan yang nyata tahap awal"
Beberapa menit sebelum aku menulis ini, aku baru menyadari ternyata usia yang udah aku jalani adalah 19 tahun lamanya, it means tahun depan udah 20 tahun hidup aku T.T sekarang aku menjadi mahasiswa aktif semester tiga di suatu perguruan tinggi negeri yang bahkan kalau sesaat aku sendirian dalam diam, aku masih ngga menyangka aku ada disini karena jaman-jaman sekolah itu aku ngga bener-bener menggali tiap perguruan tinggi, yang aku ketahui hanya bagian perifernya aja, ditambah aku hanya punya satu tujuan program studi, yang artinya aku hanya menjadi perguruan tinggi "yang penting" ada program studi itu disusul dengan mencari beberapa perguruan tinggi yang aku ketahui. Satu nama perguruan tinggi yang namanya sangat besar hanya menjadi targetku saat itu (SMA) lalu mencari beberapa perguruan tinggi yang tidak jauh dari daerah asalku yang memiliki program studi tujuanku.
Ketika SMP aku benar-benar ngga tau kemana arahku, "selesaikan jenjang SMP terus masuk SMA", sesimpel itu. Mimpi yang "waton" (asal) ini dimulai ketika masa orientasi peserta didik baru. Perlengkapan yang harus kami miliki di antaranya adalah tanda pengenal (yang dibuat sedemikian rupa desainnya dan dikalungkan) dan buku catatan yang akan digunakan selama masa orientasi. Dalam dua atribut tersebut, terdapat isian "cita-cita", aku tidak ingat bagaimana aku bisa menuliskan profesi tersebut (re: perawat), aku pun tidak ingat apa cita-cita yang kutulis ketika SMP dulu.
(( Menurutku itu sangat random ketika kamu menuliskan cita-cita tanpa tau seluk beluk profesi tersebut, means like childhood era tapi posisi kamu udah menuju SMA. Ketika masih kecil, seperti anak-anak pada umumnya, cita-citaku berubah seiring dengan semakin luasnya kesukaanku di era itu dan semakin banyak profesi yang diketahui, jujur ini yang aku ingat pernah menjadi profesi impianku: guru, desainer, arsitek, polisi, bahkan pemadam kebakaran guys. Semakin aku terpapar pengetahuan aku mulai sadar kalau "ini ngga cocok". ))
Di masa peralihan SMP ke SMA ini aku benar-benar tidak tau perawat itu seperti apa sebenarnya, mataku baru terbuka mengenai profesi perawat bahkan di bangku kuliah (dan itu keren guys!). Walau begitu, aku tetap memegang cita-cita ini dari kelas sepuluh, sebelas, hingga kelas dua belas. Ada satu momen yang aku masih ingat ialah salah satu guru menanyakan cita-cita yang otomatis kujawab perawat kemudian guru tersebut mengatakan "kenapa tidak bidan saja?" dan seterusnya tapi dengan mantap aku tidak berminat menjadi bidan (maaf untuk rekan-rekan calon bidan, tapi mungkin kita akan bekerja sama kelak).
Sebelum masuk ke dunia daftar-mendaftar aku akan menjelaskan beberapa hal.
SMA : Kurikulum 2013
Kelas sepuluh : MIPA + Geografi, Ekonomi, Sosiologi
Kelas sebelas-dua belas : pilih Geografi
Pengalaman organisasi: PMR semata.
Di masa pemilihan mapel lintas minat (sepuluh ke sebelas) itulah aku bertanya pada ibu, dan jawaban dari ibu berbeda dengan minatku, katanya: kalau mau jadi perawat pilih Sosiologi, tapi berujung pada pilihanku Geografi. (Setelah kuliah aku menyadari, ada bagian di Geografi yang menyangkut di keperawatan, yaitu bagian demografi dan semacamnya, hehe.. hikmah : TIDAK ADA ILMU YANG SIA-SIA). Kenapa Geografi? Sebenarnya aku ngga jelek-jelek amat kalau mau belajar Ekonomi dan Sosiologi, tapi ada satu titik dimana aku ngerasa ngga cocok dengan keduanya (maaf bagi temen-temen Ekonomi dan Sosiologi).
Kelas dua belas semester akhir inilah puncak kegentingan hidup (kala itu) karena selama jenjang sekolah aku tidak pernah merasa setakut ini. Aku takut karena kupikir kita akan menghadapi kehidupan yang sebenarnya,yang paling aku cemaskan adalah bagaimana kelanjutan studiku, hingga pikiran-pikiran buruk terkadang lewat. Menyiapkan ujian nasional, ujian sekolah, seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), dan seleksi-seleksi perguruan tinggi yang lainnya dan sekolah kedinasan menghiasi akhir cerita SMA kami.
Sistem SNMPTN kala itu memiliki penyaringan 75% siswa bisa mendaftarkan dirinya ke perguruan tinggi negeri (yang ditandai dengan siswa tersebut dapat login ke situs), syukur alhamdulillah bisa login, langsung deh cari tips and trick lolos SNMPTN, dan syalala. Ya, fix dua pilihan terisi (dua PTN dengan prodi yang sama, haha) yang tersisa hanya usaha dengan doa, doa siapapun dan kapanpun. Oh iya, sahabatku juga mendaftar dan kami saling mendoakan, insyaa Allah. Setelah pendaftaran dan segala macamnya, try out try out ujian juga kami lahap. Dan baam! tragedi menimpaku, ada apa lagi ini... dan syalala keadaanku pulih. Ujian nasional lancar dengan segala bumbu keluhan soalnya sulit dan lain-lain. Setelah UN inilah kami mulai belajar SBMPTN. Pertimbangan berdatangan tentang apakah aku harus daftar kesana? Bolehkah jika aku masuk kesitu?
Dan boom! Aku mendaftar di satu perguruan tinggi swasta dengan satu program studi pilihan, haha aku benar-benar ngga tau harus milih apa lagi. Kemudian di satu sekolah kedinasan yang itu sangat berbeda jalurnya, sempat menolak, karena di SMA aja cuma setahun dapat pelajarannya, ngga milih jadi mapel lintas karena merasa ngga pas, takutnya kalau sekolah disana aku jadi susah nangkep materi, ketakutan yang besar sebenarnya, tapi pada akhirnya realistis dan mencoba. Selama proses pendaftaran ini ada saja yang kurang yang pada akhirnya dilengkapi.
Satu pengumuman keras di suatu hari, bang! lolos diterima di perguruan tinggi swasta, melengkapi persyaratan daftar ulang, dan syalala. Hingga akhirnya di suatu siang di bulan Mei, membuatku menangis karena kaget sekaligus bahagia, alhamdulillah lolos SNMPTN. Aku lupa gimana urutannya guys, pada akhirnya aku nggak ikut tes tertulis di sekolah kedinasan, ini reaksi temanku, "bagus lis, mengurangi pesaing" Yaa Rabbi :") Otomatis pendaftaranku di perguruan tinggi swasta tersebut dibatalkan.
Rabu, 14 Oktober 2015
Jauh-Jauh ke Bali, Han Ji Min Tetap Cantik Beli Mangga di Pasar Tradisional
Bali sepertinya memang menjadi tujuan wisata para turis termasuk artis-artis Korea. Terbukti, Pulau Dewata ini sudah pernah dikunjungi sederet artis terkenal mulai dari Ji Chang Wook, Taemin SHINee, hingga yang terbaru adalah Kahi After School.
Kali ini, giliran Han Ji Min yang mengejutkan fans dengan berada di Bali. Kedatangan pemeran "Hyde, Jekyll, Me" tersebut ternyata adalah untuk pemotretan majalah Marie Claire.
Uniknya, Han Ji Min tak terlihat seperti artis Korea yang terkesan glamor. Dalam foto yang sempat diabadikan fans, Ji Min terlihat "merakyat" dengan mengunjungi salah satu pasar tradisional di Bali.
Di pasar buah itu, Ji Min terlihat sedang memilih-milih mangga. Ia pun terlihat santai dengan kaos bergaris dipadu celana jeans.
Beredarnya foto ini tentu membuat fans heboh. Banyak yang memuji kecantikan aktor berusia 32 tahun tersebut.
"Ya ampun, beli mangga di pasar aja cantik banget," puji fans. "Dia kelihatan girang banget bisa beli mangga di pasar," tambah lainnya.
Sementara itu, foto-foto Han Ji Min saat di Bali dikabarkan akan dirilis dalam majalah Marie Claire edisi bulan depan. Jadi nggak sabar nih melihat wajah cantik Ji Min saat di Pulau Dewata. (wk/kr)
cr: wowkeren